Wisudawan Terbaik Tingkat Fakultas, Lipur_Khasanah

21 February, 2018
42

LIPUR Amaliyatul Khasanah (22 tahun) atau dipanggil Lipur lahir di Yogyakarta, 24 Oktober 1995. Yogyakarta hanya menjadi saksi terlahirnya bayi mungil yang membahagiakan orang tuanya. Lipur tumbuh di lingkungan pedesaan daerah Baleendah, yang terkenal akan sungai Citarum yang meluap. Ia memiliki hobi berpetualang mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dipijaknya. Pendidikannya, pertama ia mengikuti pendidikan nonformal di Taman Kanak-Kanak Matlaul Huda, dilanjutkan dengan mengikuti pendidikan formal di SDN Munjul, MTsN Ciparay, SMKN 2 Baleendah. Akhirnya, ia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia pada Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Terlahir sebagai anak sulung dari pasangan Riwanto dan Supariyah yang merupakan keluarga sederhana, membuat ia yakin bahwa dalam meraih kesuksesan Lipur harus bekerja keras dan percaya pada apa yang menjadi tujuan hidup. Melalui doa dan perjuangan, kedua orang tua telah mengiringi pertumbuhan dan perkembangannya untuk meraih kesuksesan.

“Sejak kecil saya mempunyai harapan besar menjadi kebanggaan orang tua yang bisa membuat senyuman manis terpancar dari wajahnya, bukan tangisan penyesalan yang orang tua ratapi. Hidup adalah belajar, tanpa ada batas usia dan kata tua. Jatuh ya berdiri lagi, kalah mencoba lagi dan gagal bangkit lagi. Tetap berdoa dan ikhtiar. Semua kemudahan dari Allah datang berdasarkan keyakinan kita. Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kadar kesanggupannya.” Ujar Lipur Amaliyatul Khasanah, salah satu wisudawan UPI Gelombang I Tahun 2018, dan juga sebagai Wisudawan terbaik tingkat Fakultas yang diwisuda pada tanggal 21 Februari 2018 di Gymnasium UPI.

Hal ini yang menjadi motivasi Lipur untuk berusaha menggapai harapan yang digantungkannya. Saat sekolah dasar dia belum menorehkan prestasi yang menonjol dibandingkan anak lainnya, namun Lipur kecil mulai berpikir untuk belajar dengan baik dan maksimal sehingga prestasi mulai tertoreh saat menduduki bangku kelas 7 di MTsN Ciparay. Prestasi tersebut diantaranya juara umum dan mulai mengikuti organisasi di sekolah. Begitupun saat SMK dan perguruan tinggi, semangat belajar dan ketekunan yang membuat dia bisa sepeti ini. Tentunya dukungan orang tua menjadi faktor penting dalam meraih kesuksesan.

Foto ini diambil saat mengikuti kegiatan camp Leadership Coca-cola Foundantion Indonesia

 “Pola belajar saya, tidak jauh beda dengan mahasiswa lain pada umumnya, yang terkadang melakukan “SKS” (sistem kebut semalam) ketika ada ujian, namun saya membiasakan memahami materi saat dikelas. Sehingga saat ujian menjelang tidak terlalu kelabakan. Kuncinya dengarkan dan laksanakan intruksi dengan baik.” Ujar Lipur

Saat kelas 3 MTs, dia memiliki harapan untuk melanjutkan sekolah di MAN Cendekia, namun rencana Allah itu indah dia diterima di SMKN 2 Baleendah jurusan Tata Busana. Disana Lipur belajar banyak mengenai busana mulai dari desain, menjahit dan mendapatkan banyak pelajaran hidup. Saat SMK dia mengupayakan mengerjakan tugas dengan maksimal dan hal ini yang mengantarkannya menjadi juara LKS SMK tingkat kabupaten mata lomba Ladies and Drees Making dan bisa melanjutkan perjuangan ke tingkat provinsi Jawa Barat. Lipur mengikuti LKS tersebut saat kelas 12, dan pada masa itu lagi disibukan dengan persiapan Try Out Ujian Nasional (UN). Qodarulloh dis mengalami keterpurukan karena kegagalan saat LKS di Indramayu tahun 2013. Lipur tidak juara, padahal sebelum pengumuman juri sudah memuji kinerjanya dan banyak pihak yang sudah mendukungnya agar bisa mengharumkan nama sekolah di tingkat nasional. Namun lagi-lagi rencana Allh, 3 hari terpuruk membuat Lipur lebih dewasa menghadapi hidup dari situpun ia bertekad untuk memaksimalkan waktu sebulan menghadapi UN. Alhamdulillah pertolongan Allah itu nyata ia mendapatkan peringkat 2 terbaik dengan nilai matematika yang paling menonjol.

Foto ini diambil saat melakukan cek golongan darah di SLB Citeureup Cimahi

Saat itu ada hikmah yang bisa dipetik, ketika kita yakin akan berhasil, namun jangan jadikan keyakinan tersebut menjadi penghalang doa kita kepada Allah. Serahkan semuanya pada Allah karena akan ada rencananya yang begitu indah dan tidak disangka-sangka. Hal ini terbukti dengan kelulusan SBMPTN. Lulusan SMK itu dipersiapkan untuk bekerja, sehingga ilmu yang dipelajaripun lebih banyak materi praktek atau kejuruan. Sehingga saat mendapatkan berita lulus SBMPTN merupakan keberuntungan tersendiri. Dari situ lipur muda mulai selangkah maju untuk meraih mimpinya.

Proses registrasi ulang, mencari kosan tempat tinggal dan belanja peralatan, bapaklah yang selalu menemaninya, begitupun saat tes SBMPTN beliaulah yang mengantar anaknya untuk meraih mimpinya sampai-sampai sakit yang beliau rasa tak menghalaginya. Bermula dari Moka-Ku, ia mulai mengenal mahasiswa lainnya. Proses perkuliahan memberikan keyakinan kepada Lipur bahwa saat itu ia telah menjadi mahasiswa yang harus belajar tekun dengan menerapkan unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, Pengabdian). Baginya, menjadi mahasiswa terbaik tidak hanya harus mendapatkan nilai tertinggi, tetapi bagaimana cara mengamalkan nilai yang telah didapatkan tersebut kepada orang lain yang membutuhkan sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki.

Menjadi mahasiswa bukan hanya mengejar nilai, namun pemahaman dan penerapan yang harus dilakukan. Selain itu, pengembangan diri pun perlu dilakukan karena hal ini yang tidak didapatkan selama perkuliahan. Oleh karena itu awal kuliah rasa semangat yang bergelora muncul untuk ikut dibeberapa organisasi salah satunya UKM KSR PMI Unit UPI.

Pengurus inti KSR UPI 2016-2017

“Prinsip yang saya terapkan selama perkuliahan bagaimana kedua rutinitas saya dapat tercapai tanpa ada yang terabaikan. Jujur saja saya mengerjakan tugas sesui deadline yang penting tugas tersebut saya kerjakan optimal walaupun secara waktu termasuk kurang baik. Manajemen waktulah yang masih susah saya kelola, bahkan saya selalu disinggung kuliah di KSR dan organisasi PKK. Namun saya tidak pernah menyesalinya, bahkan saya berterimakasih sudah mendapatkan keluarga yang hangat di KSR. Banyak pengalaman yang saya dapatkan salah satunya mengikuti Temu Bhakti KSR PT Se-Indonesia di Bali dan ini pengalaman pertama kalinya saya naik pesawat terbang.” Ujar Lipur

“Saya sangat bersyukur bisa membagi waktu walaupun terkadang ada bisikan-bisikan untuk menjadi mahasiswa “kupu-kupu” yang fokus hanya pada perkuliahan. Namun takdir Alloh lain saya ditakdirkan menjadi mahasiswa yang merasakan serunya berorganisasi baik manis dan pahit yang melebihi turunnya nilai perkuliahan saya. Waktu saya banyak dihabiskan di organisasi pulang kuliah ke sekre, libur kuliah ke sekre namun ketika kita senang. ya dengan ikhlas dan senyuman menjalaninya.” Ujarnya

Beasiswa Karya Salemba Empat, ia dapatkan saat semester 4, Alhamdulillah dari dana tersebut ia mulai jarang meminta bekal pada orang tua. Di KSE Lipur mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran seperti menjadi Koordinator Bidang Sosial, merasakan sebagai pewawancara calon penerima beasiswa dan mengikuti Camp Leadership Coca-Cola foundantion Indonesia di Cirebon 2017 lalu. Melalui dua oraganisasi ini ia mulai memiliki banyak relasi se-Indonesia dan membuka gerbang cakrawala dunia.

Di penghujung status mahasiswa ia juga berkesempatan untuk mengabdi dalam kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) di Pulau Bawean yang diselenggarakan oleh Kemenko Maritim sebagai cara menjadikan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Dari situlah Lipur ingin berkeliling Indonesia untuk melihat kuasa tuhan yang begitu indah dan menebar manfaat untuk generasi muda Indonesia dalam hal pendidikan dan cita-cita. Salah satu kutipan motivasi yang ia dapatkan yaitu “ Mengabdi pada Allah dan berkhidmat untuk umat” hal ini yang mendorong ia untuk menebar manfaat dan mengabdi untuk nusa.

Pengalaman menjadi mahasiswa tidak akan pernah ia lupakan, karena menjadi mahasiswa terbuka banyak kesempatan untuk mengembangkan diri, berjumpa dengan rekan-rekan mahasiswa yang luar biasa dengan semangat membara dan bisa bertemu dengan para pengajar yang kompeten dan inspiratif yang telah memberikan ilmu pengethuan, keterampilan dan pengalamannya agar menjadi mahasiswa yang berguna bagi masyarakat di masa mendatang.

Mendapatkan gelar sarjana pendidikan merupakan hal yang harus dipertanggungjawabkan, ilmu dan pengalaman yang didapatkan harus bisa mengembangkan kualitas pendidikan di masa mendatang. Gelar yang didapatkan bukanlah membuat ia menjadi meninggi melainkan seperti padi yang semakin terisi maka semakin merunduk. Berkat doa, dukungan dan kerja keras kedua orang tuanya dalam mendidik dan menjadikan dia sebagai orang yang berguna bagi orang lain. Selain itu juga berkat dukungan dari orang terdekat, terutama para dosen yang selalu membimbingnya selama mengikuti proses perkuliahan, sehingga ia mampu menjadi orang yang selalu optimistis dan selalu berani mencoba apa yang dapat dilakukan untuk meraih tujuan hidup.

Foto ini diambil saat mengikuti kegiatan ENJ di Pulau Bawean

“Tidak banyak yang dapat saya lakukan untuk membalas jasa orang-orang terdekat dan bapak/Ibu dosen, hanya ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Allah SWT karena telah mempertemukan saya dengan orang-orang luar biasa yang selalu menjadi inspirasi bagi saya dalam meraih prestasi dan tujuan hidup saya. Satu kalimat motivasi dari saya, Jatuh bangun itu hal biasa, sebab hidup adalah belajar dan memperbaiki diri !!” (WAS)