Menggapai Kesuksesan Karir

13 April, 2017
38

Sukses menjadi impian setiap orang, tak terkecuali para calon wisudawan FPTK yang baru saja menyelesaikan studinya di UPI. Bagaimana menggapai kesuksesan karir? Adakah strateginya? Hal itu tersaji dalam bimbingan karir wisudawan FPTK yang digelar pada Rabu, 12 April 2017 di auditorium FPTK. Wakil Dekan Bidang Akademik FPTK, Dr. Iwa Kuntadi, M, Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan "Bimbingan Karir Wisudawan" bertujuan untuk memberikan arahan dan bimbingan untuk berkarir, pasca menyelesaikan studi di FPTK. Kegiatan tersebut melibatkan para alumni FPTK untuk berbagi pengalaman karirnya setelah menjadi sarjana.

Slamet yang menjadi salah satu narasumber kegiatan tersebut, memiliki definisi sendiri mengenai sukses. Alumni FPTK yang telah menyelesaikan studi S1 nya di Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri (PTAg) 3 tahun yang lalu itu berpendapat bahwa sukses adalah "MENSYUKURI apa yang telah kita capai, mencintai, bangga terhadap apa yang kita miliki, mengerjakan sesuatu dengan KEMAMPUAN MAKSIMAL yang kita miliki kapan dan di mana saja, diminta ataupun tanpa diminta dan dengan KETULUSAN hati sehingga membawa MANFAAT BAGI KEHIDUPAN selanjutnya." Ia menambahkan jika hidup adalah pilihan, " menjadi orang hebat atau menjadi orang hebat yang melahirkan manusia hebat?" Prinsip seperti itu yang menyemangatinya untuk terus belajar dan berbagi hingga kini Slamet melanjutkan studi magister di teknologi agroindustri UNPAD sembari mengabdi sebagai staf pengajar di Universitas Islam Al-Ihya Kuningan. Slamet membagi tipsnya kepada para calon wisudawan FPTK yaitu KISS: Komunikasi, Informasi, Semangat, Sabar, insyaallah bisa meraih sukses.

[metaslider id=4980]

Alumni FPTK lain yang berkesempatan untuk berbagi pengalaman adalah Leisha, yang telah menyelesaikan studi S1 nya pada tahun 2014 di Departemen Pendidikan Tata Busana. Leisha membagi pengalaman berharganya selama mengabdi menjadi guru di daerah terpencil pada program SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Program ini merupakan program yang digagas pemerintah dalam rangka pemerataan kualitas pendidikan dengan pengiriman guru ke berbagai pelosok negeri. Pada tahun 2016, alumni UPI yang mengikuti SM-3T ditempatkan di Maluku Tenggara Barat, Timor Tengah Utara (NTT), Parigi Moutong (Sulawesi Selatan), Asmat (Papua), Nias Selatan. Menurut Leisha, program SM-3T cukup menantang sekaligus memiliki banyak keuntungan, diantaranya gaji guru SM3T cukup besar, berhak mengikuti kuliah PPG (pendidikan profesi guru) selama 1 tahun setelah selasai SM3T, berhak mengikuti program Sekolah indonesia luar negeri (SILN) dan GGD (guru garis depan). Selain itu, yang terpenting adalah peserta SM-3T bisa mendedikasikan diri demi kemajuan pendidikan, memahami keberagaman di Indonesia dan memiliki ambisi memajukan pendidikan di Indonesia.

Kegiatan bimbingan karir yang dihadiri para sarjana baru yang akan diwisuda pada 13 April 2017, juga menghadirkan Dadang Sudrajat, M.Pd., yang merupakan tim pengembang pusat karir UPI. Pada kegiatan tersebut, diungkap bahwa faktor-faktor  (post-modern social factors) yang berpengaruh dalam teori pemilihan karier menurut NQF/CAS (2015) mencakup available studies, parent pressure, experiences, technology, resources, peer pressure, friendships, available jobs. Dadang mendeskripsikan hasil riset mengenai kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja di abad 21. Kemampuan komunikasi, integritas, kemampuan bekerja sama, dan kemampuan memecahkan masalah menjadi kompetensi-kompetensi kesiapan karier yang terpenting. Selain itu, Dadang pun membagi tips penting dalam komunikasi terutama public speaking yaitu grooming dan figure control, juga strategi dalam menjalani tes wawancara dalam seleksi kerja.

Semoga selepas menyelesaikan studi di FPTK UPI dan mengikuti bimbingan karir, para wisudawan meraih kesuksesan dimanapun berada. Selamat untuk para wisudawan. Barakallahu fiikum.

-mnh-