Talents Mapping Workshop “Menggali Potensi Diri Meningkatkan Kualitas Hidup”

01 April, 2019
32

Mahasiswa di lingkungan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengikuti Talents Mapping Workshop Menggali Potensi Diri Meningkatkan Kualitas Hidup Bersama Narasumber Guntur Gantara, S.T., M.MT, Talents Mapping Practitioner yang bertempat di Auditorium FPTK UPI, Selasa (2/4) mulai pukul 13.00 s.d. 15.00 WIB. Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FPTK UPI, Dr. Iwa Kuntadi, M.Pd.

Setiap manusia yang lahir kedunia ini pasti lengkap Allah instalkan dengan beberapa potensi uniknya masing-masing, dimana kombinasinya pasti berbeda antara satu dengan lainnya.

Dengan memahami potensi kekuatan dirinya masing-masing, maka setiap orang akan mudah menemukan misi spesifik hidupnya di dunia ini dan bisa masuk dalam kondisi yg mendukung kesuksesan yaitu enjoy, easy, excelent, earn. Sukses tidak hanya secara materi, tapi sukses lahir dan batin, serta sukses menebar manfaat di dunia.

Lalu, bagaimanakah cara kita mengenali Potensi dan bakat serta Menyiasati Kelemahan ?

Apakah bakat dan potensi hanya terbatas pada peran ? Bagaimana dengan potensi yg berhubungan dengan sifat ?

Apa saja bakat dan potensi yg kita miliki ?

Bidang profesi apa yg cocok dengan bakat dan potensi yg kita miliki ?

Penjelasan Pemateri:

MENGENALI BAKAT DAN JATI DIRI

Bakat adalah pola pikiran, perasaan, perilaku berulang yang terjadi secara alami dan memiliki manfaat bagi diri sendiri atau orang lain. Seseorang yang memiliki bakat dan dapat menggalinya biasanya memiliki kecenderungan untuk produktif.

Dari skema di atas, apabila seseorang melakukan sesuatu yang sesuai dengan bakat dan keinginannya, mereka akan menikmati setiap prosesnya (Enjoy), merasa mudah ketika melakukannya (Easy), mendapat hasil yang memuaskan dan unggul (Excelent), serta sungguh-sungguh (Earn).

Setiap orang harus mengenali diri masing-masing, mulai dari kepribadian hingga jati diri. Hal itu mendorong seseorang untuk mengenali bakat dan kemampuannya. Apabila seseorang tidak bisa mengenali diri sendiri, maka akan sulit pula untuk mengetahui bakat yang dimilikinya. Oleh karena itu, banyak orang yang beranggapan tidak memiliki bakat. Padahal sebenarnya setiap orang dipastikan memiliki bakat sesuai bidang yang telah Allah tentukan.

Perlu diyakini, bahwa setiap ciptaan pasti memiliki maksud, tujuan, dan alasan keberadaannya. Maka dari itu, tidak baik apabila seseorang merasa dirinya tidak memiliki kemampuan bahkan merasa tidak berharga.

Apa langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengetahui bakat dan jati diri?
Pertama, akui dan pahami kelemahan serta kekuatan yang kita miliki. Setiap orang pasti punya kelemahan dan kekuatan atau kelebihan masing-masing. Misalnya, seseorang memiliki kelemahan dalam berbicara didepan khalayak umum, tetapi dia memiliki kelebihan dalam bidang akademik. Nah, setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan tersebut, kita akan dengan mudah mengenali siapa diri kita, apa yang sebaiknya kita lakukan dengan kelemahan serta kelebihan yang kita miliki. Kelebihan itulah yang nantinya akan menjadi bakat tergali apabila kita melakukannya secara berulang-ulang, sungguh-sungguh, dan tentu disertai doa serta tawakal. Satu hal lagi yang perlu di garis bawahi, bahwa yang paling penting dari mengenali kelebihan diri adalah dengan mengakuinya. Mengapa? Karena banyak juga orang yang menolak mengakui kelebihan dirinya sendiri dan terus menerus memikirkan kekurangannya.

Dalam proses mengenali diri sendiri, ada beberapa faktor penghambatnya. Salah satu faktor penghambat tersebut adalah sibuk menilai orang lain dan membanding-bandingkan diri dengan orang lain, sehingga kita menjadi manusia “pengikut”. Kalau kita yakin bahwa Allah Maha Adil, maka sebaiknya ketika kita melihat orang hebat, kita harus berfikir bahwa kita juga bisa hebat seperti mereka meskipun dalam bidang yang berbeda.

Ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” –Hadits Riwayat Ahmad-

Dari hadits tersebut tentu kita termotivasi untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Maka dari itu, kenali bakat dan jati diri kita. Pemahaman akan bakat diri akan memudahkan kita untuk bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain.

Berikut jenis-jenis bakat yang harus kita pahami :

  1. Futuristic (Visioner)
  • Senang berangan-angan membayangkan masa depan, seakan-akan masa depan telah berada di depan mata.
  • Dapat memberi inspirasi bagi rekan lainnya melalui visinya mengenai masa depan.
  • Dapat melihat dengan rinci apa yang mungkin terjadi atau terdapat di masa depan dan hal ini terus membuatnya melangkah maju.
  1. Strategic (Strategis)
  • Mampu memilah-milah masalah yang ada dan menemukan jalan yang terbaik untuk solusinya.
  • Mampu menciptakan alternatif pilihan-pilihan dari suatu permasalahan.
  • Mampu melihat pola dari sesuatu disaat yang lain hanya dapat melihat kekacauan.
  1. Ideation (Penggagas)
  • Inovatif, konsep, teori, dan solusi merupakan hal yang penting baginya.
  • Tergila-gila dengan ide-ide. Apakah ide itu? Ide adalah penjelasan terbaik tentang berbagai kejadian.
  • Selalu penuh dengan gagasan dan ide-ide yang kreatif bahkan dapat dikatakan jika dirinya sangat tergila-gila dengan ide.
  1. Analytical (Analitis)
  • Mencari alasan dan sebab musabab.
  • Memiliki kemampuan untuk memikirkan semua faktor yang dapat mempengaruhi situasi atau kondisi.
  • Tidak dapat menerima rumor kecuali fakta dan hanya fakta yang dapat diterimanya.
  • Orang yang berbakat analytical selalu membutuhkan bukti. Manteranya adalah “Tunjukkan pada saya bahwa yang anda katakan benar dan sesuai fakta.”
  1. Learner (Pendidik)
  • Senang mempelajari sesuatu dan selalu tertarik lebih terhdap proses mempelajari sesuatu dibandingkan bidang, materi atau hasil pembelajaran tersebut.
  • Senang akan proses mendapatkan informasi atau keterampilan baru.
  • Memiliki gairah atau hasrat yang tinggi untuk belajar dan terus berkembang.
  1. Input (Pengumpul)
  • Memiliki hasrat untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak serta senang mengumpulkan atau mengkoleksi dan mengarsip segala macam informasi.
  • Ingin mengetahui segala hal dan mengumpulkan segala macam benda.
  1. Intellection (Pemikir)
  • Senang berfikir, mawas diri, dan lebih menyukai diskusi-diskusi yang bersifat intelektual.
  • Menikmati waktu menyendiri karena hal tersebut merupakan saat-saat baginya untuk merenung dan introspeksi.
  • Senang berfikir, aktivitas-aktivitas olah mental dan melatih daya pikirnya ke berbagai arah.
  1. Context (Menghubungkan masa lalu dengan masa depan yang akan datang)
  • Sejarah adalah hal yang sangat penting bagi dirinya. Hal apapun yang terjadi menjadi pegangan untuk dirinya agar mengerti apa yang terjadi saat ini.
  • Senang memandang ke masa lalu dikarenakan disanalah jawaban dapat ditemukan.
  • Baginya, masa lalu adalah cetak biru dari sebab dan akibat. Apa yang telah terjadi merupakan pegangan untuk mengerti apa yang terjadi sekarang.
  1. Restorative (Pemulih)
  • Senang memecahkan masalah dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan segala sesuatu menjadi berfungsi dengan baik kembali.
  • Baginya proses, rencana, taktik seperti juga barang dan bahkan manusia, semuanya dapat dibuat menjadi lebih baik.
  1. Deliberative ( Waspada )
  • Berhati-hati, kadang skeptis, memiliki karakter “melihat sebelum melompat”.
  • What if-nya timbul karena waspada dan adanya prasangka.
  • Dia bersikap hati-hati dan waspada.
  • Dia seorang pribadiyang khusus yang memilih sahabat dengan hati-hati.
  1. Arranger (Pengatur)
  • Seorang koordinator
  • Berhadapan dengan situasi yang sulit yang melibatkan banyak faktor, dia senang mengatur semuanya, meluruskannya sampai merasa yakin telah mengaturnya dalam konfigurasi yang sangat produktif.
  • Memiliki kemampuan dalam menylaraskan keberagaman yang ada. Pandai dalam mengorganisir sesuatu bahkan sekaligus memiliki kelenturan yang digunakan untuk membantu pengaturannya.
  1. Discipline (Teratur)
  • Senang berada dalam kondisi atau situasi yang teratur, terstruktur, terencana, memiliki sistem dan prosedur.
  • Bagi orang yang memiliki bakat Discipline, dunia haruslah dapat diperkirakan, teratur dan terencana.
  1. Consistency (Konsisten dalan penilaian)
  • Dalam kehidupan yang penuh perubahan ini, mereka yang berbakat Consistency selalu berusaha mencari keseimbangan. Semua orang harus diperlakukan dengan sama tidak pedulisiapa dan apa yang mereka lakukan.
  • Tidak berat sebelah itu penting baginya. Benar-benar sadar akan perlunya untuk memperlakukan semua orang secara adil, apapun jabatan mereka, sehingga tidak berpihak pada kepentingan satu orang tertentu saja.
  1. Focus (Fokus)
  • Membutuhkan tujuan yang jelas. Tujuan inilah yang berfungsi sebagai kompas untuk menentukan prioritas, menjalaninya, dan membuat koreksi seperlunya untuk tetap berada dijalur yang benar.
  • Tanpa tujuan, hidup dan pekerjaannya dapat cepat membuatnya frustasi.
  • Menjaga agar semuanya tetap pada tujuannya.
  1. Achiever (Berprestasi)
  • Kemampian yang selalu mendorongnya agar bisa terus berprestasi. Hal ini dikarenakan kepuasan hidup yang didapatkannya berasal dari pencapaian serta kesibukan yang dimilikinya.
  • Memiliki target dengan setinggi-tingginya agar bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
  • Tidak pernah puas dengan apa yang didapat dan dimilikinya sekarang.
  1. Responsibility (Tanggung Jawab)
  • Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas komitmen yang telah dibuat, baik besar maupun kecil, dan merasa terikat secara emosional atau psikologis untuk memenuhi atau menjalaninya hingga selesai.
  • Melaksanakan tugas yang diberikan dengan sepenuh hati dan tidak peduli seberapa sulit tugas tersebut bila ia menerimanya.
  1. Belief (Penolong)
  • Senang melayani orang lain dengan tulus, karena menganggapnya sebagai perbuatan yang mulia dan mendatangkan manfaat bagi diri mauun orang lain.
  • Memiliki nilai-nilai luhur yang tidak pernah berubah. Nilai-nilai ini mempengaruhi sikapnya dalam berbagai hal serta memberikan arti dan kepuasan dalam hidupnya.
  • Baginya hasrat untuk menjadi bagian dari kegiatan yang bermanfaat bagi dunia adalah yang paling utama.
  • Mendahulukan orang lain dan menjaga etika merupakan bagian penting dari hidupnya.
  1. Command (Pengendali)
  • Senang menjadi penanggung jawab dan orang lain kadang melihatnya sebagai seseorang yang “suka mendesak/memaksa”.
  • Senang mengambil alih situasi.
  • Kadang memaksa orang lain untuk mengikuti caranya dalam melakukan sesuatu dan tidak akan berhenti sampai dia puas atas hasil kerja menurut cara tersebut.
  • Berani bertatap muka secara langsung dalam menghadapi masalah serta mengungkapkan fakta dn kebenaran walaupun tidak menyenangkan.
  1. Competition (Kompetitif)
  • Senang membandingkan kemajuannya dengan orang lain, menjadikan segalanya kompetisi dan selalu berusha menjadi nomor satu.
  • Mencapai target tanpa mengalahkan orang lain akan terasa sebagai kemenangan yang kosong.
  • Senang akan persaingan karena hal tersebut membuatnya sangat bersemangat.
  1. Maximizer (Perfeksionis)
  • Baginya, rata-rata tidak cukup, harus yang terbaik
  • Fokus pada kekuatan-kekuatan yang ada sebagai cara untuk merangsang keunggulan pribadi dan kelompok dan cenderung untuk mengubah sesuatu baik dan membuatnya jauh lebih baik lagi.
  1. Significance (Senang Menonjol)
  • Memiliki keinginan untuk dikagumi sebagai pribadi yang berkredibilitas. Profesional, dan sukses.
  • Lebih memilih untuk berasosiasi dengn orang-orang yang memiliki kredibilitas, profesional, dan sukses.
  1. Self-Assurance (Yakin Diri)
  • Memiliki kepercayaan diri yang tinggi pada kemampuannya untuk mengatur hidupnya sendiri dan atau intuisi/ petunjuk batiniah yang memberikan keyakinan dalam membuat keputusan-keputusan yang benar.
  • Mampu mengambil resiko dan menghadapi tantangan-tantangan baru.
  1. Communication (Komunikasi)
  • Dapat mengangkat dan membuat topik sederhana menjadi menarik dengan bumbu kata-kata yang berwarna-warni.
  • Senang menjelaskan , menjabarkan, bercerita, berbicara di depan umun, dan menulis.
  1. Adaptability (Fleksibel)
  • Melakukan tugas sesuai apa yang diterimanya disaat itu.
  • Dapat menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan yang tidak direncanakan dengan senang hati.
  • Hidupnya sesuai dengan situasi saat itu walaupun rencananya berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  1. Connectedness (Kesaling terkaitan)
  • Penuh pertimbangan, penuh perhatian, dan mudah menerima.
  • Yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti ada sebabnya. Karena dalam pikirannya semua saling berkaitan.
  1. Developer (Pendidik)
  • Senang mengabdi dan menggali potensi yang terdapat pada diri orang lain dan mendapatkan kepuasan dari setiap kemajuan masing-masing individu.
  • Senang membantu orang lain mencapai kesuksesan dan mencarikan mereka jalan untuk mencapai kesuksesan tersebut.
  1. Empathy (Bisa merasakan perasaan orang lain)
  • Dapat mendengarkan pertanyaan atau keraguan yang tidak terungkap dan mengantisipasi kebutuhan orang lain.
  • Mampu merasakan perasaan orang lain disekitarnya seakan-akan mengalaminya sendiri.
  1. Harmony (Keselarasan)
  • Tidak suka konflik.
  • Setiap kali merasakan adanya perbedaan pendapat atau perdebatan, ia akan memperhatikan apa yang terjadi, dan berusaha menemukan adanya kesamaan dari kedua belah pihak.
  1. Includer (Merangkul semua potensi)
  • Kecenderungan untuk menerima semua orang, dan selalu berusaha agar semua orang mempunyai rasa milik di dalam kelompok.
  • “Memperbesar kelompok”. Inilah filosofi dan pandangan hidupnya.
  1. Individualization (Menyukai orang per orang)
  • Mampu melihat keunikan orang secara individual, dan memikirkan bagaimana pribadi yang unik dan berbeda itu dapat bekerja sama secara produktif.
  • Secara naluriah mengamati gaya, motivasi, cara berfikir, dan cara membina hubungn masing-masing orang.
  1. Positivity (Melihat dari sisi positifnya)
  • Memiliki antusiasme tinggi yang dapat menular, yang dapat membuat oranglain bersemangat atas apa yang akan dilakukannya.
  • Mampu membuat orang-orang bersemangat, merasa senang, meningkatkan rasa percaya diri mereka.
  1. Relator (Berhubungan baik)
  • Senang untuk mengenal orang lain lebih dalam lagi.
  • Menikmati hubungan yang dekat dengan orang lain secara pribadi dan menemukan kepuasan mendalam saat bekerja keras dengan teman-temannya untuk mencapai tujuan.
  1. WOO (Winning Other Over/Menang dari orang lain)
  • Memiliki keinginan yang kuat agar bisa mendapat pengakuan dari orang-orang di sekitarnya.
  • Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap rang asing atau orang yang belum dikenal.
  • Tidak pernah malu untuk memulai percakapan, atau khawatir kehabisan topik pembicaraan.
  1. Activator ( Senang mengaktifkan )
  • Seka memulai hal-hal yang sifatnya konkrit. Dapat menciptakan sesuatu namun tidak ingin mengubah pikiran tersebut menjadi tindakan.
  • Pertanyaan seperti “kapan ingin memulai” menjadi pertanyaan yang sering dilontarkan di dalam pikiran.
  • Tidak sabar untuk berbuat sesuatu.

Berani mengambil resiko dari tindakan yang dilakukan meskipun belum banyak informasi yang didapat