KH. Drs. Asep Totoh Gozali M.Ag: Sukses kita bukan hanya Dunia, tapi akhirat

20 September, 2017
31

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia menggelar acara pencerahan rohani yang dihadiri oleh dosen, karyawan dan mahasiswa FPTK bertempat di Ruang Auditorium Lantai IV FPTK.  Kegiatan ini diawali dengan pembacaan ayat Al-Quran oleh Rakhmat, S.Pd.I.

Dalam sambutannya, Dekan FPTK UPI memaparkan bahwa Pengajian sebagai bentuk mengingat/meretas kembali keimanan/ketaqwaan kita menjadi manusia yang lebih baik bukan sekadar dunia tapi akhirat.

Pada bulan ini (18/09/17), bertindak sebagai nara sumber KH. Drs. Asep Totoh Gozali M.Ag dari Depag Provinsi Jabar (tampak kanan) yang dimoderatori oleh Wawan Purnama, S.Pd., M.Si. (tampak kiri).

Isi Ceramah:

Bila orientasi mengejar dunia maka siap-siaplah menjadi orang yang bingung. Seperti dijelaskan dalam QS. Al Qashash:77

waibtaghi fiimaa aataaka allaahu alddaara al-aakhirata walaa tansa nashiibaka mina alddunyaa wa-ahsin kamaa ahsana allaahu ilayka walaa tabghi alfasaada fii al-ardhi inna allaaha laa yuhibbu almufsidiina

[28:77] Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenimatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dalam surat Ali Imran:195

faistajaaba lahum rabbuhum annii laa udhiiu amala aamilin minkum min dzakarin aw untsaa badhukum min badhin faalladziina haajaruu waukhrijuu min diyaarihim wauudzuu fii sabiilii waqaataluu waqutiluu laukaffiranna anhum sayyi-aatihim walaudkhilannahum jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru tsawaaban min indi allaahi waallaahu indahu husnu altstsawaabi.

[3:195] Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

Apalah artinya kekayaan yang banyak, apabila tidak dimasukkan ke surga. Ketika menghadap Allah, amal yang akan dibawa. Dalam rangka menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, pengajian adalah salah satu cara. Apapun fasilitas yang Allah sediakan, agar dijadikan sarana untuk menuju surga.

Perbaharuilah keimanan dengan ketaatan. Perubahan tahun, perubahan ke yang lebih baik dalam pola pikir dan pola hidup. Seperti yang terkandung dalam QS. Ar Ra’d:13 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka”. Bagaimana esok lebih baik, endingya akhirat. Allah tahu kadar kemampuan kita.

Agar iman meningkat, harus berubah ke lebih baik:

Mu’ahadah adalah mengingat perjanjian dengan Allah SWT. Sebelum manusia lahir ke dunia, masih berada pada alam gaib, yaitu di alam arwah, Allah telah membuat “kontrak” tauhid dengan ruh.

Kontrak tauhid ini terjadi ketika manusia masih dalam keadaan ruh belum berupa materi (badan jasmani). Karena itu, logis sekali jika manusia tidak pernah merasa membuat kontrak tauhid tersebut.

Mu’ahadah konkritnya diikrarkan oleh manusia mukmin kepada Allah setelah kelahirannya ke dunia, berupa ikrar janji kepada Allah. Wujudnya terefleksi minimal 17 kali dalam sehari dan semalam, bagi yang menunaikan shalat wajib, sebagaimana tertera di dalam surat Al Fatihah ayat 5 yang berbunyi: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. Artinya, engkau semata wahai Allah yang kami sembah, dan engkau semata pula tempat kami menyandarkan permohonan dan permintaan pertolongan.

Ikrar janji ini mengandung ketinggian dan kemantapan aqidah. Mengakui tidak ada lain yang berhak disembah dan dimintai pertolongan, kecuali hanya Allah semata.

Mu’ahadah yang lain adalah ikrar manusia ketika mengucapkan kalimat “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya kuperuntukkan (ku-abdikan) bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam.”

Muraqabah

Muraqabah artinya merasa selalu diawasi oleh Allah SWT sehingga dengan kesadaran ini mendorong manusia senantiasa rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Muraqabah dapat membentuk mental dan kepribadian seseorang sehingga ia menjadi manusia yang jujur.

Muhasabah

Muhasabah berarti introspeksi diri, menghitung diri dengan amal yang telah dilakukan. Manusia yang beruntung adalah manusia yang tahu diri, dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan kelak yang abadi di yaumul akhir.

Dengan melakasanakan Muhasabah, seorang hamba akan selalu menggunakan waktu dan jatah hidupnya dengan sebaik-baiknya, dengan penuh perhitungan baik amal ibadah mahdhah maupun amal sholeh berkaitan kehidupan bermasyarakat. Allah SWT memerintahkan hamba untuk selalu mengintrospeksi dirinya dengan meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

Mu’aqabah

Muaqabah artinya pemberian sanksi terhadap diri sendiri. Apabila melakukan kesalahan atau sesuatu yang bersifat dosa maka ia segera menghapus dengan amal yang lebih utama meskipun terasa berat, seperti berinfaq dan sebagainya.

Kesalahan maupun dosa adalah kesesatan.

Oleh karena itu agar manusia tidak tersesat hendaklah manusia bertaubat kepada Allah, mengerjakan kebajikan sesuai dengan norma yang ditentukan untuk menuju ridha dan ampunan Allah.

Mujahadah

Mujahadah berarti bersungguh hati melaksanakan ibadah dan teguh berkarya amal shaleh, sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah SWT yang sekaligus menjadi amanat serta tujuan diciptakannya manusia.

Dengan beribadah, manusia menjadikan dirinya ‘abdun (hamba) yang dituntut berbakti dan mengabdi kepada Ma’bud (Allah Maha Menjadikan) sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba wajib berbakti (beribadah).

Mujahadah adalah sarana menunjukkan ketaatan seorang hamba kepada Allah, sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Di antara perintah Allah SWT kepada manusia adalah untuk selalu berdedikasi dan berkarya secara optimal.