Rektor Universitas Pendidikan Indonesia lantik dan mengukuhkan Prof. Dr. Hj. Budi Mulyanti, M.Si

10 May, 2018
80

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengukuhkan tiga guru besarnya secara bersamaan dalam kegiatan Pengukuhan Guru Besar di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia, satu diantaranya dari Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK), Prof. Dr. Hj.  Budi Mulyanti, M.Si., Prof. Dr. Hj.  Budi Mulyanti, M.Si., menyampaikan orasi ilmiahnya di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (7/5/2018).

Dr. Hj.  Budi Mulyanti, M.Si., diangkat dalam jabatan akademik atau fungsional dosen sebagai Profesor atau Guru Besar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Ditetapkan melalui SK Nomor 68577/A2.3/KP/2017, sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang Ilmu Fisika Elektronik, serta Dr. Memen Kustiawan, S.E., Ak., M.Si., CA., diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Akuntansi, berdasarkan SK Nomor 101243/A2.3/KP/2016.”

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Hj.  Budi Mulyanti, M.Si., menjelaskan tentang tentang status, aplikasi dan perkembangan Fisika Material Elektronik di era mikroteknologi dan nanoteknologi, khususnya teknologi material dalam aplikasi sensor optik.  Dalam dekade terakhir, hampir semua negara maju berlomba-lomba memasukkan konsep-konsep teknologi material dalam kurikulum sains termasuk pada bidang teknik elektronika. Material elektronika, yang mencakup hampir semua unsur-unsur  periodik Kimia, diperlukan untuk aplikasi divais elektronika mulai dari kawat tembaga sederhana sampai material magnetik berperformansi tinggi untuk compact disc (CD) dan divais mikroelektronika lainnya.

Divais sensor optik merupakan salah satu contoh divais material elektronika yang memanfaatkan karakteristik optiknya. Dibandingkan dengan sensor elektronik, sensor optik memiliki banyak keunggulan, antara lain tidak berinterferensi dengan medan elektromagnetik, memiliki ukuran yang lebih kecil, lebih sensitif, serta memiliki resolusi tinggi.  Sensor optik sedang dikembangkan untuk aplikasi pada berbagai bidang, seperti di bidang lingkungan untuk pengukuran kadar hujan asam, di bidang kesehatan untuk mengukur kadar glukosa dalam darah, serta di bidang perikanan yaitu untuk mengukur kadar kualitas air.  Disain sensor optik yang penulis hasilkan menggunakan konsep deteksi permukaan indeks bias baik dalam gas maupun cairan sehingga sangat cocok untuk mendeteksi biochemical. Dan untuk meningkatkan performansi (unjuk kerja) divais sensor optik akan diperlukan penelitian dasar dan pengembangan terus menerus yang  memerlukan teknologi tinggi dan biaya yang besar.

Materi perkuliahan Sensor Optik melibatkan beberapa disiplin ilmu yaitu Fisika, Kimia dan Elektronika. Pembelajaran tentang sensor optik di Perguruan Tinggi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya sinerji antar disiplin ilmu dalam mendorong inovasi dan pengembangan keilmuan.

Kata kunci: fisika elektronika, teknologi material, nanoteknologi, divais sensor optik, biochemical

Prof. Dr.  Budi Mulyanti, M.Si dilahirkan pada tanggal 9 Januari 1963 di desa Randudongkal, 30 km sebelah selatan kota Pemalang, Jawa Tengah. Anak ke-3  dari 10 (sepuluh) bersaudara dari ayah yang bernama H. Mad Rais Adnan (Alm) dan Ibu Hj. Riayah Jahri. 

Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama dilaluinya di desa kelahirannya, Randudongkal. Lulus sebagai lulusan terbaik dari Sekolah Menengah Pertama Negeri Randudongkal pada tahun 1977, beliau kemudian melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Atas Negeri di Pemalang. Di bidang akademik, sejak SMP, beliau telah beberapa kali meraih prestasi antara lain  sebagai Siswa Teladan II se Kabupaten Pemalang dan pada tahun 1980 beliau mewakili SMAnya berhasil menjadi Siswa Teladan IV se Jawa Tengah.

Pada tahun 1981, Budi Mulyanti diterima di Institut Teknologi Bandung melalui Proyek Perintis II (jalur undangan) pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dan pada tahun 1982, beliau masuk jurusan Fisika, karena minat utamanya. Minat terhadap Fisika telah muncul sejak SMP, berkat guru IPA pada saat SMP yang bernama Pak Kirdjo yang selalu mengingatkannya terhadap “Hukum Kirchhoff”. Selama kuliah, selain menjadi anggota Himpuan Mahasiswa Fisika (Himafi-ITB), beliau juga cukup aktif di kegiatan Masjid Salman ITB yang telah banyak menambah wawasan keagamaannya.

Setelah 5 tahun mendampingi suami tercinta tugas belajar di Canada, pada tahun 1994 Budi Mulyanti diterima sebagai Dosen di Jurusan (Sekarang Departemen) Pendididkan Teknik Elektro, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia. Dan setahun kemudian, atas saran Prof. Utari Sumarmo,  beliau melanjutkan kuliah Program Magister di Jurusan Fisika ITB kembali, hingga lulus pada tahun 1997 dengan judul thesis: “Mekanisme Resonant Tunneling dalam Dioda Delta-doped dengan Simulasi Numerik’.

Tidak puas hanya bergelar magister, beberapa tahun kemudian, istri dari  Prof. Ir. Hasanuddin Z. Abidin, M.Sc, Ph.D ini melanjutkan studi pada Program Doktoral di Jurusan yang sama dengan S1 dan S2nya, hingga lulus dengan predikat cum laude pada tahun 2006, dengan judul disertasi: “Penumbuhan dan Karakterisasi Semikonduktor Ferromagnetik GaNMn Untuk Aplikasi Divais Spintronik” di bawah bimbingan Prof. Dr. Muhammad Barmawi,  seorang pakar Fisika Material Elektronik yang tidak diragukan lagi kiprahnya di dunia internasional.

Saat ini, Ibu dari dr. Fatima Aulia Khairani, Sp.KK, Muhammad Hanif Abidin, ST, Muhammad Ihsan Abidin, ST dan Muhammad Ilman Abidin ini, selain mengajar beberapa mata kuliah, antara lain Fisika Dasar, Fisika Material Elektroteknik, Medan Elektromagnetik, Saluran Transmisi serta Divais Gelombang Mikro pada Program S1 Departemen Pendidikan Teknik Elektro, beliau juga mengajar Metode Penelitian pada Program S2 dan Metode Penelitian Lanjut pada Program S3 Sekolah Pasca Sarjana UPI.

Selain aktif mengajar,  Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro ini, juga aktif melakukan penelitian. Beberapa penelitiannya yang didanai oleh Universitas dan  juga DRPM-Kemenristekdikti ini bekerjasama dengan IMEN (Institute of Microengineering and Nanoelectronics), Universiti Kebangsaan Malaysia dan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).  Dari penelitian-penelitian tersebut, beliau telah banyak menghasilkan jurnal  internasional terindeks scopus antara lain pada Journal of Telecommunication, Electronic and Computer Engineering, Jurnal Sains Malaysiana, Advanced Sciences Letter, Advanced Materials Research, dan jurnal nasional seperti Telkomnika, Kontribusi Fisika Indonesia,  ITB Journal of Engineering Science, Jurnal Matematika dan Sains (ITB), dan Jurnal Sains Materi Indonesia (LIPI).

Selain mempublikasikan hasil penelitiannya pada Jurnal bereputasi, beliau juga aktif mempresentasikan hasil penelitiannya pada Konferensi Internasional, antara lain, IEEE International Conference on Semiconductor Electronics pada tahun 2010 di Malaka-Malaysia, 6th Joint Seminar IMEN-LIPI on Microelectronics Devices, System and Instrumentation pada tahun 2012 di Kualalumpur, International Conference of Materials Research Society of Indonesia pada tahun 2014 di Bali, International Conference on Advanced Energy Materials pada tahun 2016 di Surrey University, Inggris, dan  International Conference on Materials Engineering and Biomaterials pada tahun 2017 di Seoul National University, serta menjadi invited speaker pada International Symposium on Material and Electrical Engineering di Bandung pada tahun 2017 dengan judul Optical Micro Ring Resonator for Sensing Applications.

Dari hasil penelitiannya tesebut, telah pula diterbitkan  buku dengan judul: Teori dan Teknologi Material Elektronik,  serta Hak Kekayaan  Intelektual (HKI) dalam bentuk Hak Cipta sebanyak 8 (delapan) buah sejak tahun 2013, antara lain berjudul: Program Sensor Amonia, Program Perhitungan FSR (free spectral range) pada Micro Ring Resonator Tunggal dengan Metode Semi-numerik, dan Perangkat Lunak untuk Mensimulasikan Faktor Kualitas (Q-factor) Pada Single Micro Ring Resonator dengan Metode Semi-numerik.

Selain mengajar dan meneliti, sebagai seorang Dosen yang berkewajiban memenuhi ketiga unsur dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, Prof. Budi Mulyanti juga aktif melalukan Pengabdian Kepada Masyarakat. Salah satu hasil pengabdiannya yang dibiayai oleh DRPM Kemeristekdikti pernah pula dipresentasikan dalam Seminar Internasional 12th International Conference on Education Research, pada tahun 2011 di Seoul National University dan pada Seminar Nasional Fisika XXIV di Bandung pada tahun yang sama dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Keterampilan dalam Pembuatan Generator Sel Surya Berbasis Pengabdian pada Masyarakat. Dan juga pada tahun 2014, hasil karya pengabdiannya yang didanai DRPM-Kemenristekdikti telah pula dipresentasikan pada 2nd UPI International Conference on Technical Vocational Education  and Training (TVET 2014) dengan judul Application of Network Technology Programming  in The Learning Process of PLC Competency, Case study: private Vocational School in Bandung.

Selama meniti karir sebagai Dosen di Universitas Pendidikan Indonesia, beberapa penghargaan telah pula diperoleh oleh Prof. Budi Mulyanti selain sebagai Dosen Berprestasi III UPI pada tahun 2007. Beliau pernah mendapat penghargaan sebagai Peneliti Terbaik I Bidang Ilmu UPI pada tahun 2012, serta Peneliti Terbaik I UPI pada tahun 2016. Sedangkan di tingkat internasional, pernah pula  meraih Best Paper pada International Conference on Science and Technology Applications in Climate Change (STACLIM 2016) di Kota Kinabalu, Sabah  serta salah satu Best Oral Presentation pada International Conference on Materials Engineering and Biomaterials di Seoul National University pada tahun 2017.

Organisasi profesi yang ditekuninya adalah Himpunan Fisika Indonesia Pusat sebagai Ketua Devisi Pendidikan pada tahun 2011-2012, dan anggota IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dari tahun 2013 hingga sekarang. Prof. Budi Mulyanti telah pula berpengalaman sebagai Ketua Pelaksana Konferensi Internasional yang diselenggarakan UPI, yaitu 1st International Conference on Technical Vocational Education and Training pada tahun 2010 dan International Conference on Innovation in Engineering and Vocational Education pada tahun 2015.  Sebagai istri Kepala Badan Informasi Geospasial, Prof. Budi Mulyanti sekarang aktif sebagai Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP)-Badan Informasi Geospasial. Dan sebagai seorang muslimah, beliau pernah ikut membidani terbentuknya Majelis Taklim di lingkungan RW tempat tinggalnya, yaitu KP. Nur Hidayah.