Optimasi inventori adalah salah satu strategi yang to-the-point dalam menurunkan biaya material. Biaya inventori tidak dapat dilihat hanya sebagai biaya modal yang menganggur dan hanya kemudian dihitung sebagai opportunity loss yang dibandingkan dengan bunga bank, misalnya. Biaya inventori mencakup kemudian biaya transportasi, biaya penyewaan gudang, biaya penyewaan user-id untuk sistem ERP atau MRP kita dikarenakan semakin banyaknya orang yang diperlukan untuk mengelola inventori. Biaya yang kadang juga besar di beberapa industri adalah biaya kerugian akibat material yang kemudian kedaluwarsa atau menurun kualitasnya, kerusakan material akibat disimpan, hingga yang paling parah adalah material kemudian tidak dapat dipakai lagi karena perubahan teknologi, perubahan produk, dan perubahan permintaan dari pelanggan. Hal tersebut dapat dipelajari dari berbagai kasus yang ada di industri, Ibu Aisah, S.AB., M.M yang merupakan head of PT. Pos Logistik Indonesia selaku narasumber banyak memberkan gambaran nyata pada kasus inventori di industri.
Optimasi inventori juga bukan berarti bahwa inventori harus serendah mungkin, walaupun pada praktiknya, skenario ini yang paling sering digunakan. Optimasi inventori juga sangat penting untuk mencegah opportunity loss yang disebabkan ketidakmampuan kita menghasilkan produk yang dibutuhkan pelanggan karena kita tidak memiliki material yang cukup. Optimasi inventori di sini lebih ke arah bagaimana kita dapat memahami supply-chain secara keseluruhan, produk, demand atau permintaan, nature of business, service level, manajemen resiko, nilai tukar mata uang, reliabilitas dari supplier, dan elemen-elemen pendukung lainnya, untuk kemudian menentukan tingkat paling ideal. Ingat, cost reduction bukan dengan melakukan penurunan tingkat inventori, tetapi dari optimasi akan elemen-elemen yang disebutkan di atas. (Kontributor : Vina Dwiyanti)