Calon Guru Besar Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan presentasi makalah ilmiah yang diselenggarakan oleh Dewan Guru Besar dan FPTK UPI, Senin (09/01). Calon guru besar tersebut yakni Dr. Ana, S.Pd., M.Pd (Departemen Pendidikan Kesejahteran Keluarga) dengan para Peer Group terdiri dari : Prof. Dr. Hj. Budi Mulyanti, M.Si, Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M.A, Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd, dan Prof. Dr. Kokom Komariah, M.Pd.
Dalam presentasinya, Dr. Ana, S.Pd., M.Pd. menyampaikan makalah dengan judul "Tantangan & peluang dunia kerja di Era VUCA: Identifikasi dan proyeksi keterampilan prioritas yang dibutuhkan lulusan pendidikan kejuruan". Dampak dari pandemi muncul menjadi isu variatif, mulai dari ekonomi, tatanan sosial masyarakat, serta pendidikan, terutama ketika social dan physical distancing diterapkan. Di samping itu, pendidikan kejuruan saat ini menghadapi ketidakpastian akibat adanya globalisasi dengan tuntutan dan perubahan yang sangat cepat atau dikenal dengan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity).
"Kondisi VUCA berupa pandemi di Indonesia turut memberi dampak pada kualitas pekerjaan. IKP merupakan dimensi kualitas yang menggambarkan kelayakan pekerjaan, dengan salah satu indikatornyaadalah keterampilan yang rendah. Lulusan pendidikan kejuruan harus berkemampuan tinggidan berdaya saing agar dapat bekerja dan mempertahankan pekerjaannya di sektor industri global. Pergeseran antara permintaan pekerjaan diiringi hilangnya pekerjaan perlu disikapi dengan pembaharuan praktik pendidikan dan pengajaran. Mendorong jenis nilai dan keterampilan tepat yang akan mengarah pada pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif. Pengembangan potensi individu sebagai kunci menghadapi ketidakpastian masa depan perlu dipikirkan. Prioritas transferable skills: metode kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik survey. Social skills merupakan simbol interaksi, yang selaras dengan kebutuhan industri jasa boga yang mengharuskan memberikan pelayanan prima serta menuntut pekerja berinteraksi dengan berbagai latar belakang orang yang banyak dan berbeda. Social skills menjadi modal bagi lulusan SMK dalam bersaing menjadi pekerja di industri jasa boga dengan berbagai kualifikasi dan tuntutan yang harus dipenuhi"terangnya.
"Employability skills menjadi keterampilan yang paling dicari oleh industri dari berbagai skala industri, baik lokal, nasional maupun internasional. Keterampilan ini tidak dapat disiapkan dalam waktu yang singkat, pihak lembaga pendidikan kejuruan harus berupaya menyiapkan keterampilan peserta didik untuk memiliki beragam keterampilan kerja. Pengembangan employability skills dapat dilakukan melalui pendekatan pembelajaran yang terintegrasi dengan pekerjaan. Proses pembinaan dan pengembangan kompetensi pada pendidikan kejuruan harus selalu menempatkan keterampilan kerja lulusan sebagai tujuan utama proses pendidikan dan pembelajaran. Seseorang dikatakan memiliki transferable skills jika terampil dalam berkomunikasi, memecahkan masalah, bekerjasama dengan orang lain, mampu mengelola diri, mampu belajar dan menguasai teknologi dalam pekerjaannya. Kelebihan dari transferable skills ini tidak hanya untuk kepentingan pekerjaan, tetapi juga untuk pertumbuhan pribadi dan kualitas hidup"tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Employability skills, transferable skills, dan social skills merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan di dunia kerja, yang saling mendukung dalam mengembangkan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Employability skills mendorong pekerja untuk dapat memperoleh dan mempertahankan pekerjaan. Transferable skills mendorong pekerja dalam memperdalam keahlian dan mengaplikasikan keahliannya dalam konteks yang luas dan berbeda-beda. Social skills memiliki peran yang paling penting diantara ketiganya dikarenakan kemampuan ini yang dapat mengantarkan pekerja dalam memperoleh, mengasah, dan menunjukkan kemampuan soft skills lainnya di dunia kerja. Tiga keterampilan yang sangat beririsan meliputi keterampilan komunikasi, pemecahan masalah dan kerjasama. Empat skill lainnya yang memiliki irisan adalah kreatif, adaptasi, integritas, dan interpersonal. Upaya peningkatan kompetensi melalui tiga keterampilan ini menjadi sarana bagi para pekerja untuk dapat dijadikan modal yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan industri.
Dalam paparannya Ana memberikan rekomendasi bagi pihak terkait, yakni Pemerintah: perlu adanya updating berupa penyesuaian standar keterampilan meliputi employability skills, transferable skills dan social skills yang dimasukkan pada pembelajaran serta Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang dapat disesuaikan dengan bidang kerja masing-masing yang terintegrasi pada kurikulum pembelajaran sekolah. Perguruan Tinggi: melanjutkan serta melakukan penelitian pengembangan pada keterampilan yang dibutuhkan industri untuk dapat berkesesuaian berdasarkan permintaan dan kebutuhan industry. Industri: berkolaborasi untuk dapat melakukan updating kebutuhan keterampilan industri untuk dapat disesuaikan pada pembelajaran di lembaga pendidikan formal dan non formal. Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal: berkolaborasi bersama industri untuk dapat menyesuaikan keterampilan kebutuhan industri yang dimasukkan dalam pembelajaran