Syahda Adnindiya Tanzilah, lahir di Bandung pada tanggal 16 April tahun 2001. Syahda mulai mengenyam pendidikan sejak usia 5 tahun di SDIT Nurul Aiman dan berkat kemampuan akademiknya yang cukup mumpuni, Syahda berhasil melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Tanjungsari dan SMAN Tanjungsari melalui jalur prestasi. Pada tahun 2018 dirinya berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang menengah atas lalu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia. Syahda menjatuhkan pilihan pada Prodi Pendidikan Tata Boga UPI konsentrasi Pastry dan dengan semangat dan motivasi belajar yang tinggi, pendidikan tingkat sarjana ini dapat diselesaikan dengan predikat Cum laude tepat pada waktunya.
"Saya merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, putri bungsu pasangan Bapak Tadjudin dan Ibu Hayati dan keduanya berprofesi sebagai Guru. Ayah merupakan guru bahasa dan ibu merupakan guru eksak, tentunya hal ini sedikit banyak turut menumbuhkan minat saya untuk juga mendalami bidang pendidikan, dan juga memiliki ketertarikan pada bidang kuliner, bahasa dan kecantikan" ucap Syahda
"Kegiatan yang pernah diikuti oleh saya diantaranya sebagai peserta Program Sekolah Media yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, peserta English Speech Contest yang diselenggarakan oleh IKOPIN dan Beauty Workshop yang diselenggarakan oleh EMINA serta pernah menjadi pengisi acara di salah satu segmen TV UPI untuk menjelaskan materi terkait Tata Boga" tambah Syahda
Selama penyelesaian Skripsi, Syahda bekerja menjadi barista salah satu kedai kopi yang berada di Kota Bandung. Terbaru, Syahda mendapat penghargaan sebagai Student Presenter pada kegiatan Seminar Internasional "The 7th UPI-TVET Conferences" serta sudah menghasilkan beberapa karya berupa media pembelajaran dan aplikasi pembelajaran yang sudah bersertifikat HKI.
"Dalam usaha untuk tetap bertahan dalam kehidupannya tentu saja banyak rintangan yang dilalui. Namun semua tetap harus dilewati meski tangisan sering mengiringi. Motto hidupnya adalah "Apa yang kamu inginkan pasti bisa kamu usahakan. Kamu boleh menangis, kamu boleh mengeluh, kamu hanya tidak boleh berhenti" tutup Syahda