• Hari ini: November 02, 2024

Dr. Ade Gafar Abdullah, M.Si Menyajikan Position Paper Calon Guru Besar

26 September, 2019
140

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK UPI) menyelenggarakan acara Position Paper Calon Guru Besar Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI, Dr. Ade Gafar Abdullah, M.Si. dengan tema Computational Energy Research: Tantangan dan Peluang Dalam Domain Teknik Tenaga Listrik pada Rabu (25/9/19) di Auditorium Lantai IV FPTK UPI, Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154.

Sebagai salah satu cara pengusulan kenaikan jabatan fungsional dosen ke Guru Besar diantaranya calon Guru Besar untuk menyajikan makalah posisi (position paper) di hadapan para Guru Besar, dosen, dan mahasiswa di lingkungan Fakultasnya. Ade Gafar Abdullah optimis menjadi Calon Guru Besar.

Acara position paper  ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan dan Usaha UPI, Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A.,Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya FPTK, Dr. Dedy Suryadi, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FPTK, Dr. Ana, M.Pd., Para Peer Group Calon Guru Besar (Prof. Dr. H. Sumarto, M.SIE dari UPI, Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, M.SIE dari UPI, Prof. Dr. Zaki Su’ud, M.Eng dari ITB serta Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., MT, dari UIN Sunan Gunung Djati yang berhalangan hadir), Kabag Tata Usaha FPTK, para Kasubbag di lingkungan FPTK, para Dosen di lingkungan FPTK UPI dan juga mahasiswa Sekolah Pascasarjana UPI.

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FPTK UPI, Prof. Dr. Mokhamad Syaom Barliana, M.Pd. M.T. Dalam sambutannya, Dekan FPTK UPI menyampaikan seruannya untuk mengejar Guru Besar bagi Dosen yang berpotensi di FPTK. Pada kesempatan yang sama Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan dan Usaha UPI menyampaikan sambutannya.

“Ade Gafar merupakan tangan kanan ketika saya baru menjabat sebagai Wakil Rektor dengan berbagai gagasan mengenai publikasi, dan sekarang menjadi tulang punggung bagi penyelenggaraan konferensi yang dilaksanakan oleh UPI”tutupnya.

Peer Group Calon Guru Besar, Prof. Dr. Zaki Su’ud, M.Eng menyampaikan sambutannya bahwa proses yang sangat panjang bagi Ade Gafar untuk menjadi Calon Guru Besar. Prof. Dr. Zaki memberikan harapannya banyak tumbuh Professor muda karena sangat sedikit yang ada. Jumlah penelitian Ade sangat representative dengan berbagai karyanya”katanya.

Acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan dari Ade Gafar mengenai kiprah selama pengabdiannya di UPI dan apa saja karya yang telah ditorehkan selama ini.

“Secara global, Indonesia sedang mengalami krisis energi. Menjadi tantangan bagi Peneliti untuk mengembangkan metode apalagi yang baru. Fokus penelitiannya yaitu Komputasi Energi. Bahasa simplenya, suatu ilmu yang mendalami struktur perancangan sebuah sistem. Pekerjaan yang didesain oleh Desainer Komputasi Energi harus melalui simulasi menggunakan parameter yang ketat, dan revisi jika mengalami kegagalan. Desain komputasi ini meliputi modelling, simulasi dan komputasi” buka Ade.

Rekam jejak penelitian Ade Gafar dari komputasi energy sisi pembangkit yaitu desain system pembangkit, simulasi kegagalan, perancangan turbin dan generator, di sisi penyaluran yaitu aliran daya, penyaluran listrik secara ekonomis. Disisi distribusi tenaga listrik terkait dengan kajian medan elektromagnetik, voltage control. Disisi konsumen yaitu perancangan penerangan jalan agar menghasilkan efisiensi yang tinggi, kemudian polusi cahaya, kemudian Artificial Intelligent.

Ade menegaskan bahwa Komputasi merupakan ilmu dasar, berbagai bidang tentu perlu komputasi. Rekam jejak riset komputasi energi memiliki prospek yang bagus untuk para peneliti di negara berkembang, karena dalam praktiknya tidak memerlukan peralatan eksperimen yang mahal, sehingga originalitas riset yang dikejar masih dapat setara dengan periset dari negara maju. Berkembangnya sistem komputasi cerdas tidak berarti menggeser metode komputasi konvensional yang berbasis pendekatan deterministik, justru menjadi peluang menggabungkan metode komputasi konvensional dan komputasi berbasis kecerdasan buatan. Metode komputasi konvensional memiliki keunggulan dalam kecepatan menghitung sehingga waktu menuju konvergensinya menjadi cepat, sedangkan metode komputasi cerdas memiliki kemampuan menangani permasalahan yang bersifat nonlinear dan sangat kompleks. Maka jika keduanya digabungkan akan menjadi saling melengkapi.