TIM PKM-RE UPI : Mengubah Limbah Biji Mangga Menjadi Bioplastik Ramah Lingkungan

13 September, 2021
33

Salah satu tim yang berhasil lolos pendanaan Kemendibud Ristekdikti dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah tim yang diketuai oleh Sarah Amelia Nur Wahidah Al Falah bersama kedua anggota yaitu Chintya Nur Faridah dan Destia Mega Al Hartawan, di bawah bimbingan Dr. Mustika Nuramalia Handayani, S.TP., M.Pd.

Berawal dari keresahan menumpuknya sampah plastik dan limbah pangan, yang berdampak buruk terhadap lingkungan, tim yang berasal dari Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri ini mengusung gagasan untuk membuat bahan kemasan yang ramah lingkungan, murah dan aman. Melalui PKM Riset Eksakta (RE) terciptalah suatu produk bioplastik berbasis limbah biji mangga dengan penambahan minyak atisiri serai sebagai antibakteri.

Hingga saat ini sampah plastik masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan. Hal ini dikarenakan masyarakat masih terus menggunakan kemasan berbahan plastik yang dianggap lebih simpel. "Sebetulnya plastik ramah lingkungan sudah mulai banyak digunakan, tetapi yang membedakan bioplastik ini adalah kami menggunakan ekstrak pati dari limbah biji mangga sebagai bahan baku utamanya. Kemudian kami juga menambahkan minyak atsiri yang diekstrak dari serai sebagai agen antibakteri. Sehingga bioplastik ini, selain menggunakan bahan baku yang mudah didapatkan tapi aman digunakan sebagai bahan kemasan produk pangan."ujar Sarah, ketua tim PKM-RE.


Melalui ide tersebut, tim PKM-RE ini berusaha untuk memperkenalkan bioplastik ramah lingkungan dan aman kepada masyarakat. Selain itu, Sarah dan tim berharap agar limbah pangan dapat diubah menjadi suatu produk yang memiliki banyak manfaat dan tidak membawa dampak buruk bagi lingkungan. 

"Untuk bahan bakunya yaitu biji mangga, kami bekerja sama dengan beberapa penjual jus di sekitar Gegerkalong dan juga pengepul biji mangga" ujar Chintya, salah satu anggota tim. Tanaman serai (Cymbopogon Citratus) merupakan tanaman herbal yang banyak dimanfaatkan sebagai pembangkit rasa pada makanan dan pengobatan tradisional. Selain itu, miyak serai memiliki kandungan antioksidan, antibakteri, dan antijamur yang tinggi. Serai mempunyai aktivitas antibakteri yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat sebesar 8 mm terhadap pertumbuhan E.Coli dan 13 mm pada pertumbuhan Staphylococcus areus dengan kosentrasi 25% b/v.


Penelitian ini telah berhasil menciptakan produk bioplastik dan telah diuji sesuai standar plastik yang beredar. Tentunya keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak, serta koordinasi tim yang terus terjalin. Dimana setiap pekannya selalu melaksanakan evaluasi agar penelitian ini menghasilkan produk yang berkualitas. Berkaitan dengan hal tersebut, Sarah selaku ketua tim mengungkapkan, besar harapan penelitian ini bisa tembus sampai PIMNAS dan mendorong teman-teman mahasiswa untuk berinovasi dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Selain itu, tim juga berharap agar inovasi bioplastik berbasis limbah biji mangga ini dapat menurunkan angka penumpukan sampah di Indonesia. (MNH)