Bulan Ramadhan tahun ini berbeda bagi hampir seluruh umat Islam yang menjalankan ibadah puasa karena pandemi COVID-19, tidak terkecuali bagi para Dosen dan Tenaga Kependidikan di lingkungan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK UPI). Kegiatan-kegiatan ibadah khususnya di bulan suci Ramadan yang biasanya diselenggarakan di FPTK UPI, kini dilaksanakan memanfaatkan teknologi secara virtual. FPTK UPI selenggarakan Pengajian Ramadhan FPTK secara daring melalui Zoom Meeting, Rabu, 20 Mei 2020 pukul 13.00 WIB s.d. selesai.
Ceramah dalam acara pengajian ini disampaikan oleh Dr. H. Mumu Komaro, M.T., yang merupakan Ketua Departemen/Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI. Kegiatan pengajian online ini dipimpin oleh moderator H. Yuda Sukmawan, S.Sos., M.Pd. Moderator mengawali acara pengajian dengan memimpin Ngaji bareng QS. Al Qadr. Moderator menyampaikan bahwa pengajian diikuti oleh sekitar 75 orang Dosen dan Tenaga Kependidikan di lingkungan FPTK UPI.
Kegiatan diawali dengan sambutan dan pembukaan oleh Dekan FPTK UPI, Prof. Dr. Mokh. Syaom Barliana, M.Pd., M.T. Alhamdulilah masih bisa bertemu, walau dalam suasana prihatin. Bulan Ramadhan penuh rakhmat dan ampunan, agar senantiasa bersyukur walau ditengah pandemic Covid-19. Semoga bisa melaksanakan ibadah shaum dengan lancar. Mudah-mudahan bulan ramadhan ini menambah pengetahuan kepada Allah SWT. Semoga menjadi manusia yang lebih baik, melatih simpati dan empati dalam kondisi prihatin.
Dalam materinya, Dr. H. Mumu Komaro, M.T., memaparkan tentang bersyukur dalam setiap keadaan:
Bersyukur pada segala yang ditaqdirkan Allah SWT.
Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan. (HR. Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan).
Berkata baik dalam setiap keadaan, karena bisa jadi itu doa yang dikabulkan
Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku (Muttafaqun alaih).
Semua yang ditaqdirkan, itu yang terbaik.
... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahuiÂ. (QS. 2: 216).
Allah SWT, lebih sayang dari orang tua kita.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya. Tat kala dia berhasil menemukan bayinya diantara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya kepada kami, Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?. Kami menjawab, Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.Â
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Syukur sebagai jalan ditambahnya nikmat
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)epadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat. (QS. Ibrahim: 7).
Syukur sebagai jalan dijauhkannya dari siksa
Allah tidak akan menghukum/menyiksa kalian jika kalian mau bersyukur dan beriman kepada-Nya. (QS. An-Nisa: 147).
Setiap nikmat harus dipertanggungjawabkan
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu) (QS. At Takatsur: 8).
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabannya. (QS. Al-Isra`: 36).