• Hari ini: May 18, 2025

Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknik dan Industri Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan Program Pengabdian Berbasis Kepakaran Bidang Ilmu di wilayah terdampak gempa Kabupaten Cianjur

02 December, 2024
334

Cianjur, 22 November 2024 – Program Studi Arsitektur dan Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknik dan Industri (FPTI), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) telah sukses melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berbasis kepakaran bidang ilmu dengan tema “Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Retrofitting Rumah Tinggal Non-Engineering Terdampak Gempa.” Program ini sebagai upaya membantu masyarakat dalam bentuk solusi praktis perkuatan rumah tinggal non-engineering yang terdampak gempa. 

Program Pengabdian kepada Masyarakat melibatkan dosen dari Program Studi Arsitektur-UPI, yakni Nitih Indra Komala Dewi, S.Pd., M.T.,  Tutin Aryanti, Ph.D., Try Ramadhan, S.Pd., S.Ars., M.Ars., dan Restu Minggra, S.Pd., M.T., Dian Fitria, S.T., M.R.K. serta didukung oleh mitra perguruan tinggi, yaitu Wahyu Buana Putra, S.T., M.T., dan Utami, M.T., Dosen Program Studi  Arsitektur, Institut Teknologi Nasional Bandung, Heru Wibowo, S.T., M.T., dosen Program Studi  Arsitektur, Universitas Kebangsaan Republik Indonesia, serta R. Mohamad Lutfi, S.Pd., Gr. Dari SMKN Pekerjaan Umum Bandung. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Prodi Arsitektur UPI, yaitu Dhevira Gunawan, Mohamad Wijdan Safari, Muhammad Rizky Setiawan, Zahra Efsya Nur’aisyah,dan Nurillah Yuniati, dengan dukungan Pendanaan kegiatan bersumber dari hibah Pengabdian kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Universitas Pendidikan Indonesia.

Program ini didasari oleh kenyataan bahwa banyak masyarakat terdampak gempa yang memperbaiki rumah mereka secara mandiri dengan material seadanya dan pengetahuan yang dimilikinya. Situasi ini kerap kali memiliki resiko karena material dan metode yang digunakan masih diperlukan standar teknis diperlukan dalam proses perbaikan bangunan terdampak gempa. Dalam konteks ini, program pengabdian yang dilakukan oleh Prodi Arsitektur berupaya untuk memberikan solusi dalam retrofitting bangunan terdampak gempa berupa metode retrofitting ferosemen—teknik perkuatan dinding tanpa kolom menggunakan kawat anyam dan adukan semen. Metode yang mengadaptasi konsep yang dikembangkan oleh Alm. Dr. Teddy Boen—Insinyur Struktur Kegempaan yang merupakan Ahli konstruksi bangunan tahan gempa. Metode ini memanfaatkan kawat anyam dan adukan semen sebagai bahan utama, yang terbukti sederhana, efektif, mudah diaplikasikan dengan alat sederhana, serta terjangkau dari segi biaya dan ketersediaan material.


Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya penguatan rumah non-engineering pasca-bencana, khususnya melalui teknik retrofitting ferosemen. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses perbaikan rumah serta memberdayakan mereka dengan keterampilan untuk melakukan perbaikan secara mandiri. Dengan melibatkan tukang lokal dalam pelaksanaan kegiatan, transfer pengetahuan mengenai teknik retrofitting diharapkan dapat berlangsung secara efektif sehingga masyarakat memiliki kemampuan untuk menerapkannya pada rumah-rumah mereka di masa depan.

Tahapan program dimulai dengan observasi awal untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan kondisi bangunan yang menjadi sasaran. Melalui peran serta Ketua  RT.03 dan RW.09, bersama-sama mengidentifikasi objek yang tepat untuk dilakukan perbaikan, yaitu  rumah bu Ai Komariah yang berlokasi  di kampung Caringin, Desa Mekarsari,Kecamatan Cianjur. Setelah itu, tim menyusun rencana kerja, termasuk pemilihan rumah yang sesuai untuk dijadikan prototipe berdasarkan tingkat kerusakan. Persiapan melibatkan koordinasi dengan pemerintah daerah, tenaga ahli, dan komunitas lokal, serta pengadaan bahan dan alat yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang risiko bencana, pentingnya ketahanan bangunan, dan manfaat teknik retrofitting ferosemen. Tim juga memberikan pelatihan kepada tukang lokal melalui demonstrasi langsung pemasangan kawat anyam dan adukan semen, disertai panduan kerja yang mudah dipahami.

Pelaksanaan di lapangan melibatkan pengukuran bangunan, desain, dan penerapan teknik retrofitting ferosemen pada rumah sasaran. Proses ini melibatkan pendampingan tenaga ahli dan partisipasi aktif masyarakat, baik dalam persiapan maupun proses konstruksi. Hasil dari program ini adalah model rumah tahan gempa yang menerapkan metode retrofitting ferosemen. Rumah ini tidak hanya menjadi percontohan yang dapat digunakan sebagai model bagi masyarakat, tetapi juga membuktikan efektivitas metode dalam memperkuat bangunan dengan waktu pengerjaan yang relatif singkat dan biaya yang terjangkau.


Melalui program ini, masyarakat yang terlibat berhasil memahami dasar-dasar teknik retrofitting dan pentingnya struktur bangunan yang kokoh untuk mitigasi bencana. Tukang lokal yang dilibatkan kini memiliki kemampuan untuk menerapkan metode retrofitting secara mandiri, mulai dari pemasangan kawat anyam, pengaplikasian adukan semen, hingga pekerjaan finishing. Dengan adanya keterampilan baru ini, masyarakat lebih siap untuk memperbaiki rumah mereka dengan cara yang lebih aman dan sesuai standar, sehingga risiko kerusakan bangunan dapat diminimalisasi akibat gempa yang berpotensi terjadi  karena adanya perulangan periode  gempa.

Program ini diharapkan menjadi model Pengabdian kepada Masyarakat yang dapat diterapkan di wilayah lain yang rawan bencana, khususnya bencana gempa sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam upaya mitigasi risiko gempa di Indonesia. Kolaborasi antara akademisi, mitra perguruan tinggi, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini, menunjukkan pentingnya sinergi dalam membangun ketahanan komunitas di masa depan. (Kontributor Berita: Humas FPTI)