Kota Bandung memiliki ketergantungan pangan yang sangat tinggi, kurang lebih 95% dari kawasan di sekitar Bandung terus ambil bagian dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan kota. Berbagai program dan kegiatan dilakukan secara berkelanjutan salah satunya adalah program yang dicanangkan oleh Dinas Pangan dan Pertanian (DISPANGTAN) Kota Bandung yaitu “Buruan SAE” (Urban Farming) dengan pemanfaatan pekarangan atau lahan yang ada dengan berkebun untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sampai masyarakat. Skala tertentu praktek Buruan SAE (Urban Farming) di kota Bandung yang dari waktu ke waktu semakin meningkat jumlahnya, dapat menjadi lumbung pangan kota (city food estate). Saat ini terdapat 303 lokasi Buruan SAE yang tersebar di seluruh kelurahan di kota Bandung. (Sumber: Bandung kota Cerdas Pangan, 2023)
Kegiatan pelatihan Pemanfaatan Lahan Terbatas Kota dan Urban Farming dengan Metode Hidroponik kepada kelompok Swadaya Masyarakat Jamaras II RW.02/ RT.03, yang diselenggarakan Prodi Pendidikan Teknik Arsitektur dan Prodi Arsitektur FPTI UPI. (Foto: Tim Dokumentasi PkM UPI)
Dalam upaya mendukung program pemerintah untuk ketahanan pangan kota Bandung. Pada Sabtu (14/9/2024), Dosen dan mahasiswa dari Program Studi Arsitektur dan Pendidikan Teknik Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknik dan Industri (FPTI) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dikenal dengan WATESA di Jamaras II RT.03/RW.02 kelurahan Jatihandap kecamatan Mandalajati kota Bandung, dimana sebagian besar anggotanya terdiri dari kaum perempuan. Pada tahap awal ini, kami memberikan penyuluhan terkait pentingnya ketahanan pangan mandiri dan kebermanfaatannya bagi keberlanjutan pangan yang dimulai dari skala terkecil yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat setempat. Tidak hanya pemberian penyuluhan saja tetapi kegiatan PkM ini juga dilanjutkan dengan site visit area Buruan SAE yang ada di Jamaras II, terdiri dari 5 titik lokasi salah satunya adalah di Hanggar Magot, tempat kami memberikan penyuluhan.
Selanjutnya kegiatan di tahap kedua Sabtu (9/11/2024), tim PkM memberikan pelatihan tentang cara penanaman hidroponik dengan metode menggunakan sekam dan sistem wick. Kegiatan mendapat respon dan antusias cukup tinggi dari KSM WATESA Jamaras II, ikut serta dalam mencoba penanaman benih tanaman produktif sayur dan buah.
Pelatihan tentang cara Penanaman Hidroponik dengan Metode menggunakan Sekam dan Sistem Wick serta Perancangan Interaktif Buruan SAE kepada KSM WATESA Jamaras II yang telah didesain. (Foto: Tim Dokumentasi PkM UPI)
Selanjutnya, tim PkM menyampaikan perancangan interaktif kepada KSM WATESA terkait rancangan Buruan SAE yang telah didesain hasil dari site visit yang telah dilaksanakan pada kegiatan sebelumnya. Titik taman anggur dengan pertimbangan terdapat sumber air yang mencukupi untuk kebutuhan tanaman hidroponik dipilih. Pada tahap ini, kami melakukan diskusi interaktif dengan warga, dimana saran dan masukan dari WATESA sangat dibutuhkan untuk membangun desain Buruan SAE sesuai dengan kebutuhan warga. Partisipasi dari Kang Enceng selaku ketua KSM mewakili saran dan masukan warga. Desain dapat diterima oleh warga, namun ada tambahan terkait dengan titik lokasi selanjutnya yang akan didesain yaitu titik pada Hanggar Magot.
Penyerahan hasil desain Buruan SAE kepada Pak Hendra Ketua RW. 02. (Foto: Tim Dokumentasi PkM UPI)
Pada sesi terakhir, kegiatan ditutup dengan penyerahan macam-macam benih tanaman sayur dan buah untuk dicoba ditanam oleh warga serta penyerahan hasil desain Buruan SAE kepada Pak Hendra Ketua RW. 02. Hasil dari kegiatan pengabdian Pelatihan hidroponik dan perancangan desain buruan SAE, masyarakat yang digerakkan oleh KSM WATESA di Jamaras II dapat memperoleh pengetahuan tentang urban farming dengan metode hidroponik dapat dicoba oleh masyarakat serta dikembangkan. Perancangan desain buruan SAE dapat dijadikan panduan (guideline) dalam penataan buruan SAE di Jamaras II. Kegiatan PkM ini diharapkan mampu berkontribusi pada masyarakat baik dalam segi pemberdayaan masyarakat, membantu menciptakan ketahanan pangan masyarakat setempat, hingga menciptakan lingkungan hijau baik untuk pekarangan warga maupun untuk lahan kosong di sekitar RW 02 Jamaras II. (Kontributor Berita: Humas FPTI)