• Hari ini: March 24, 2025

MAHASISWA TEKNIK LOGISTIK WAKILI UPI DALAM THE 10TH WORLD WATER FORUM

05 July, 2024
262

Beberapa waktu lalu, Davin Arkan Admoko Putra yang lebih akrab dipanggil Davin ini mewakili UPI dalam The 10th World Water Forum (WWF). Hari pembukaan WWF menjadi pengingat akan pentingnya air bagi kemakmuran bersama melalui pidato para pemimpin dunia. Pidato pertama yang disampaikan oleh Elon Musk, pendiri dan ketua Tesla, menggarisbawahi potensi desalinasi air. Ia mengatakan bahwa biaya desalinasi telah turun secara substansial, membuat ketersediaan air menjadi masalah yang sangat mudah dipecahkan jika logistik dilakukan dengan benar. Pidato kemudian dilanjutkan oleh Loïc Fauchon, presiden WWF, yang menekankan pada kebijakan air. Beliau mendorong gagasan untuk upaya bersama dalam pembuatan kebijakan dan kampanye untuk ketersediaan air dengan agenda utama untuk mengakhiri masalah hutang air bagi negara-negara miskin, yang secara efektif memungkinkan kemakmuran air bagi semua. 


                                                                                       Gambar 2. Sambutan oleh Elon Musk

Pidato pembukaan diakhiri oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo, dengan menyoroti masalah kelangkaan air, dengan menyatakan bahwa hanya 1 dari 70% air di dunia yang dapat dikonsumsi oleh dunia. Hal ini berarti bahwa orang-orang seperti petani, yang merupakan tulang punggung masyarakat yang berfungsi, dapat runtuh. 

Setelah pidato pembukaan, acara ini secara resmi dibuka dengan kelanjutan diskusi dengan tema forum “Pemuda, Air, dan Teknologi”. Indratmo Soekarno, profesor ITB dan mantan direktur Politeknik PU, memulai forum dengan membahas pergeseran kecenderungan kaum muda ke kurang sentimen terhadap keilmuan teknologi air. Hal ini menyebabkan langkanya tenaga ahli di bidang air, yang dapat memperlambat peningkatan ketersediaan air. Hanya saja, harapan masih terlihat dalam kondisi ketersediaan air di Indonesia, melihat potensi sumber daya air yang berlimpah. Beliau mencatat bahwa Indonesia masih memiliki 29 juta hektar lahan rawa yang belum dikembangkan dengan curah hujan tahunan berkisar antara 2.000-3.500 mm.

Karyanto Wibowo, direktur pengembangan berkelanjutan Danone Indonesia, kemudian melanjutkan topik tersebut dengan menekankan kebutuhan mendesak untuk mengatasi kualitas dan pengelolaan air, yang secara langsung berkaitan dengan kualitas produksi. Ia memperingatkan bahwa kekurangan air dan polusi dapat menimbulkan konsekuensi finansial yang serius. Beliau juga mendorong ekologi yang seimbang, dengan alasan bahwa pengayaan keanekaragaman hayati memiliki dampak langsung pada kualitas dan keberlanjutan sumber daya air.

Selanjutnya, Neil Andika, focal point pemuda WWF ke-10, mengadvokasi partisipasi pemuda sebagai pemangku kepentingan dalam kemakmuran air. Pemuda dianggap sebagai aktor yang setara dengan pemangku kepentingan lainnya dan akan berpartisipasi dalam proses tematik, regional, dan politik dalam forum tersebut. Namun, ia juga menggarisbawahi kendala yang dihadapi kaum muda dalam berkontribusi terhadap kesejahteraan air, terutama kesulitan dalam mendapatkan data penting. Ia mengamati bahwa lembaga-lembaga sukar membagi data air yang penting karena anak muda dianggap tidak memiliki pengaruh dan tidak dapat dipercaya. 


Gambar 4. Kunjungan ke Museum Air Subak

Rangkaian acara lainnya, para peserta The 10th WWF dilakukan kunjungan ke Museum Air Subak. Kegiatan ini menjadi pengalaman yang berharga untuk hadir dan terlibat dalam kegiatan internasional. (Kontributor Berita : Vina Dwiyanti)